Minggu, 07 Desember 2014

8 Desember

01.52 WIB

Saya sedang jaga malam. Puji Tuhan, keadaan di RS dalam situasi yang tenang. Saya jadi keinget blog ini yang sudah lama dianggurin. Kasian. Kaya kejombloan gue. Eh, lebih ngenes yang kedua sih.

Ada banyak hal yang bisa saya tulis sebenernya. Mulai dari topik-topik yang nggak penting kaya politik. Sampai hal yang sangat esensial dalam hidup : Waktu bokir yang tepat di RS. Ojok serius,mas/mbak. Saya pun sebenarnya bingung hendak menulis apa. Tapi saya perlu menulis. Saya butuh terapi. So, let me think for a second.

.......................think...........!

Desember.

Sebagian besar orang Kristen selalu senang menyambut bulan terakhir di kalender masehi ini. Perayaan Natal sudah menanti. Gereja-gereja pun sudah sibuk dengan pelbagai selebrasi dan dekorasi. Saya pun demikian. Saya sendiri sudah mengajukan ijin cuti untuk pulang akhir Desember nanti. Saya ingin menikmati malam Tahun Baru bersama keluarga di Pontianak. Sudah bertahun-tahun saya tidak kebaktian bareng. Jangan ditanya berapa besar rindunya. Rindu sekali. Terutama bagi kalian yang terbiasa kumpul bersama keluarga.

Ngomong-ngomong soal perayaan Natal, beberapa waktu yang lalu saya mendengar sebuah lagu Natal baru. Dinyanyikan oleh sebuah grup yang sangat terkenal. Lagu ini sangat bagus. Saya suka mendengarnya. Untuk lebih menikmati lagu ini, saya pun mencari liriknya. Seperti biasa, mbah Google selalu membantu. Setelah saya perhatikan liriknya, lagu ini lantas tidak menarik perhatian saya lagi. Sebab tidak ada menyinggung sedikitpun tokoh utama di balik adanya perayaan Natal ini, Tuhan Yesus.

 The fireplace is burning bright, shining all on me
I see the presents underneath the good old Christmas tree
And I wait all night 'til Santa comes to wake me from my dreams
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me

I see the children play outside, like angels in the snow
While mom and daddy share a kiss under the mistletoe
And we'll cherish all these simple things wherever we may be
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me

I've got this Christmas song in my heart
I've got the candles glowing in the dark
I'm hanging all the stockings by the Christmas tree
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me

I listen for the thud of reindeer walking on the roof
As I fall asleep to lullabies, the morning's coming soon
The only gift I'll ever need is the joy of family
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me

I've got this Christmas song in my heart (song in my heart)
I've got the candles glowing in the dark
I'm hanging all the stockings by the Christmas tree
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me

Ooooohhhhoooohhooohhh
Ooooohhhhoooohhooohhh

Oh, the joy that fills our hearts and makes us see
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me

I've got this Christmas song in my heart
I've got the candles glowing in the dark
And then for years to come we'll always know one thing
That's the love that Christmas can bring
Oh, why? 'Cause that's Christmas to me


Jangankan kata Tuhan Yesus. Penekanan kalimat dalam lagu ini terpusat ke sukacita akan selebrasi semata. Segala atribut dan ornamen natal, juga tentang hal-hal standar yang terjadi selama Natal. Begitu Amerika. Tidak, saya tidak sinis akan hal ini. Saya pun menikmati semuanya. Hanya saja, Natal sekarang ini memang seperti berbeda arah fokusnya.

Saya teringat kata seorang Pendeta di persekutuan doa RS tempat saya bekerja beberapa waktu yang lalu.

"Percayalah, kalau Tuhan Yesus datang di Natal ini ke gerejamu, kamu tidak akan senang. Dia akan mengganggu semua perayaanmu. Semua kenyamananmu seputar Natal akan Dia ganggu. Kamu tidak akan suka..."

Saya berpikir, benar juga. Bayangkan, jika Tuhan Yesus datang dan meminta semua pohon natal yang gemerlap itu dibuang. Hiasan warna-warni merah dan hijau Dia minta diturunkan. Lagu-lagu Natal diganti lagu-lagu Himne yang membuat ngantuk. Dengan tambahan catatan, semua lagu himne itu harus tentang pemujaan terhadap diriNya. Lagu-lagu rohani tentang pergumulanmu? "Oh, please deh. Ini perayaan Gue, keleus!" (anggap aja Dia berkata demikian). Oh ya, Dia juga datang dengan baju kecel dan bau. Dia mau duduk di depan, dan jalan masuknya mungkin nanti akan ada banyak darah. Hmmm, imajinasi yang agak luar biasa juga. Tapi bayangkan saja. Nyamankah kamu? Saya sendiri tidak.

Tapi mari kita kembali fokus ke dasar dari perayaan Natal ini. Iya juga sih ya. Ini tentang Dia. Tamunya Dia, tokoh utamanya ya Dia juga. Suka-sukaNya Dia aja mau gimana. Jadi, saya dan kamu tidak boleh protes. Arrrgh! Kalau begitu, Tuhan Yesus ga boleh dateng. Natal kali ini bukan soal Tuhan Yesus. Ini seputar liburan dan kumpul keluarga saja. Juga seputar dekorasi dan hadiah Natal. Acara buat Tuhan Yesus ntar aja pas Paskah.

Well, menyedihkan ya?