Akhir
pekan kemarin saya baru pulang hiking ke gunung Panderman di Batu. Ga jelas
juga sih ini gunung atau bukit. Kalau merujuk dari beberapa sumber, Panderman
yang memiliki ketinggian 2045 meter dpl ini dikategorikan gunung, meski tidak
memiliki kawah. Jika demikian, boleh lah saya berbangga hati menyatakan saya
pernah menaiki gunung ini.
Bercerita
tentang pengalaman naik gunung, sensasi nya tentu saja luar biasa. Apalagi jika
rute yang ditempuh luar biasa curam dan sulit. Bertarung melawan diri sendiri
benar-benar menjadi sebuah perjuangan ketimbang bertahan terhadap kelelahan dan
kehausan. Apalagi kalau sudah sampai atas, yang ada Cuma kepuasan dan
kebanggaan. Buat saya. Buat kebanyakan orang tentu saja menganggap sebagai
suatu kegiatan yang membuang-buang waktu dan tenaga. Biar saja. Setiap kita
punya kesenangannya masing-masing, bukan?
Awalnya
saya hanya berdua dengan seorang sahabat yang saya kenal semasa berkuliah di
kampus saya di Bandung dulu. Tapi sesampainya di pintu gerbang gunung Panderman
itu, ternyata ada rombongan dari Kediri yang memiliki niatan yang sama. Maka bergabunglah
kami bersama mereka. Jangan ditanya apakah mereka seru atau tidak. Baik atau
tidak. Sebagai sesama pecinta alam, satu hal yang pasti adalah kita bisa
sama-sama asyik. Tidak percaya? Kapan-kapan ikut saja saya.
Saya
cukup puas di gunung Panderman ini. Saya punya waktu merenung dan berdiam diri.
Betapa selama beberapa waktu ke belakang pikiran dan hati saya sudah terkuras
untuk hal yang cukup substansial. Masalah harga diri dan perasaan. Dan
melarikan diri ke gunung adalah salah satu terapinya. Well, cukup berhasil.
Semoga ini tidak hanya bertahan dalam beberapa hari ini.
Sebenarnya,
akhir pekan sebelumnya saya juga sudah berlibur ke Karimun Jawa, Jawa Tengah.
Berenang di pantai dan snorkling juga cukup membantu saya mengatasi kepenatan.
Tapi menilik sebuah quote yang mengatakan bahwa di puncak gunung dapat
melepaskan dendam dan sakit hati, saya pikir patut dicoba juga. Menyimpan sakit
hati terlalu lama bikin saya makin kurus.
Ah,
saya tidak mengerti mau dibawa kemana tulisan ini. Mungkin sebagai upaya
supaya otak saya bisa terus berpikir saja. Lagipula, saya sedang bersiap-siap
kembali ke Batu untuk Rafting besok. Liburan lagi? Trus kenapa? Salah gue?
#nyolot
Surabaya, 4 juni 2014
Sesaat sebelum jam kerja berakhir dan pasien dalam keadaan tenang diruangan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar