Rabu, 04 Juni 2014

Tulisan opo iki?

Akhir pekan kemarin saya baru pulang hiking ke gunung Panderman di Batu. Ga jelas juga sih ini gunung atau bukit. Kalau merujuk dari beberapa sumber, Panderman yang memiliki ketinggian 2045 meter dpl ini dikategorikan gunung, meski tidak memiliki kawah. Jika demikian, boleh lah saya berbangga hati menyatakan saya pernah menaiki gunung ini.

Bercerita tentang pengalaman naik gunung, sensasi nya tentu saja luar biasa. Apalagi jika rute yang ditempuh luar biasa curam dan sulit. Bertarung melawan diri sendiri benar-benar menjadi sebuah perjuangan ketimbang bertahan terhadap kelelahan dan kehausan. Apalagi kalau sudah sampai atas, yang ada Cuma kepuasan dan kebanggaan. Buat saya. Buat kebanyakan orang tentu saja menganggap sebagai suatu kegiatan yang membuang-buang waktu dan tenaga. Biar saja. Setiap kita punya kesenangannya masing-masing, bukan?

Awalnya saya hanya berdua dengan seorang sahabat yang saya kenal semasa berkuliah di kampus saya di Bandung dulu. Tapi sesampainya di pintu gerbang gunung Panderman itu, ternyata ada rombongan dari Kediri yang memiliki niatan yang sama. Maka bergabunglah kami bersama mereka. Jangan ditanya apakah mereka seru atau tidak. Baik atau tidak. Sebagai sesama pecinta alam, satu hal yang pasti adalah kita bisa sama-sama asyik. Tidak percaya? Kapan-kapan ikut saja saya.

Saya cukup puas di gunung Panderman ini. Saya punya waktu merenung dan berdiam diri. Betapa selama beberapa waktu ke belakang pikiran dan hati saya sudah terkuras untuk hal yang cukup substansial. Masalah harga diri dan perasaan. Dan melarikan diri ke gunung adalah salah satu terapinya. Well, cukup berhasil. Semoga ini tidak hanya bertahan dalam beberapa hari ini.

Sebenarnya, akhir pekan sebelumnya saya juga sudah berlibur ke Karimun Jawa, Jawa Tengah. Berenang di pantai dan snorkling juga cukup membantu saya mengatasi kepenatan. Tapi menilik sebuah quote yang mengatakan bahwa di puncak gunung dapat melepaskan dendam dan sakit hati, saya pikir patut dicoba juga. Menyimpan sakit hati terlalu lama bikin saya makin kurus.


Ah, saya tidak mengerti mau dibawa kemana tulisan ini. Mungkin sebagai upaya supaya otak saya bisa terus berpikir saja. Lagipula, saya sedang bersiap-siap kembali ke Batu untuk Rafting besok. Liburan lagi? Trus kenapa? Salah gue? #nyolot


Surabaya, 4 juni 2014
Sesaat sebelum jam kerja berakhir dan pasien dalam keadaan tenang diruangan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar