Selasa, 27 Mei 2014

Sahabat dan gunung Panderman

Selamat malam. Sudah lama sekali rasanya saya tidak menulis di blog ini. Weekend kemarin saya baru pulang dari Karimun Jawa. Pantai yang luar biasa indah. Oh, bintang yang luar biasa indah pula ketika malam tiba. Nanti akan saya tulis dalam 1 tulisan setelah tulisan saya ini. Saya tidak ingin merusak indahnya Karimun Jawa dengan topik tulisan kali ini yang agak sentimentil. Cerita Karimun Jawa akan lebih grande. Tenang saja.

Kalian mungkin bertanya, gambar apa di atas. Akan saya jelaskan. Itu adalah gambar pemandangan yang terlihat dari gunung Panderman, di kota Batu, Malang. Tingginya sekitar 2045 meter, dengan puncak Basundara. Dari atas kita bisa melihat pemandangan gunung Arjuno dan Welirang. Demikian sekilas info tentang Panderman. Mari masuk ke topik utama.

Saya berencana naik ke gunung itu dan kemping bersama seorang sahabat saya, weekend besok. Awalnya saya berencana ke Ranu Kumbolo, suatu tempat yang bisa disejajarkan keindahannya dengan danau-danau di Swiss. Tapi berhubung proses perijinan dan segala hal yang cukup ribet, sahabat saya ini menawarkan untuk mengganti destinasi gunung yang ingin saya sambangi. Berikut dengan tawaran menemani menaiki dan kemping bersama saya. Dia tau benar bahwa saya sedang gundah.

Saya tidak ingin menafikan diri bahwa saya adalah pria yang kuat. Yang bisa bertahan terhadap peliknya dan kentalnya drama hidup ini. Kepribadian saya yang kental akan sisi melankolis ketimbang sanguin nya, berkontribusi besar dalam cara saya menghadapi masalah. Salah satunya adalah dengan menyepi. Mengambil waktu sendiri untuk pause and pondering cukup sahih membantu saya menemukan kembali diri saya. Sahabat saya ini mengerti betul hal itu. Saya bersyukur atas kehadirannya.

Dia ini bukan hanya sekedar membantu mencari solusi. Dia yang mengurus semua informasi yang saya butuhkan. Mulai dari travel ke Malang hingga gambar-gambar yang bisa membantu saya menemukan gambaran gunung yang akan didaki kali ini. Saya percaya, Tuhan sangat sayang pol kepada bocah hitam ini.

Ketika saya tidak mampu berdamai dengan diri sendiri dan menemukan kedamaian di jiwa,menyendiri dan ditemani seorang teman yang karib, rasanya jauh lebih logis dalam upaya mencari solusi ketimbang melarikan diri ke gelapnya dunia malam dan dangkalnya cinta sesaat. Setidaknya, tidak menimbulkan masalah baru.

Note. Saya bersama Putra Egam. Pria hitam multitalenta, yang baru saja menjadi sarjana psikologi. Usianya jauh lebih muda daripada saya. Tapi pemahamannya akan hidup dapat menjamin kualitasnya sebagai pria idaman wanita. Bagi wanita yang berminat, dapat menghubungi saya. Untuk Putra, "Bro, nih gw promosiin elo. Semoga ya bro. Semoga lo diberkati dapet cewe baru. Hahahaha"


Surabaya, 27 Mei 2014
Kamar kosan. Diantara tas kemping dan susu Greenfield.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar